POLITIK - Di sepanjang pesisir Sumatera Barat, nama Hendrajoni masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Pesisir Selatan. Mantan Bupati Pesisir Selatan ini dikenal sebagai sosok pemimpin yang berwibawa, namun tetap dekat dengan rakyatnya. Selama masa kepemimpinannya, Hendrajoni telah melakukan berbagai terobosan yang berhasil mengubah wajah kabupaten ini menjadi lebih maju dan sejahtera.
Membangun dari Pinggiran
Pesisir Selatan, sebuah kabupaten yang terkenal dengan keindahan pantainya, dulunya dihadapkan dengan tantangan infrastruktur yang minim dan sulitnya akses pendidikan serta kesehatan. Di bawah kepemimpinan Hendrajoni, berbagai proyek pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama, termasuk pembangunan jalan, jembatan, dan fasilitas umum yang menghubungkan daerah-daerah terisolasi dengan pusat kabupaten. Proyek-proyek ini tidak hanya mempermudah mobilitas masyarakat tetapi juga meningkatkan perekonomian daerah.
Sebagai seorang pemimpin, Hendrajoni paham bahwa pembangunan fisik harus diimbangi dengan pengembangan sumber daya manusia. Oleh karena itu, ia memberikan perhatian khusus pada pendidikan dan kesehatan. Pembangunan sekolah-sekolah dan fasilitas kesehatan di pelosok Pesisir Selatan memperlihatkan kesungguhannya dalam membangun dari pinggiran.
Mendorong Pariwisata dan Ekonomi Lokal
Salah satu sektor yang berkembang pesat di bawah kepemimpinannya adalah pariwisata. Potensi wisata alam seperti Pantai Carocok, Pulau Mandeh, dan Gunung Kerinci semakin dikenal luas, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri. Hendrajoni dengan cerdas memanfaatkan keindahan alam Pesisir Selatan sebagai daya tarik wisata yang mendongkrak ekonomi lokal. Berbagai festival budaya dan acara pariwisata rutin digelar untuk menarik wisatawan dan memberikan dampak langsung terhadap perekonomian masyarakat.
Selain itu, ia juga memberikan perhatian pada pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai salah satu tulang punggung ekonomi daerah. Program-program pembinaan dan bantuan permodalan untuk UMKM berhasil meningkatkan taraf hidup banyak keluarga di Pesisir Selatan. Masyarakat pun merasakan langsung manfaat dari keberpihakan pemimpin ini terhadap sektor-sektor yang menyentuh kehidupan mereka sehari-hari.
Pemimpin yang Merakyat
Salah satu hal yang membuat Hendrajoni begitu dirindukan oleh masyarakat adalah sifatnya yang merakyat. Ia sering turun langsung ke lapangan, menyapa masyarakat, mendengarkan keluhan mereka, dan mencari solusi bersama. Cara kepemimpinannya yang inklusif ini membuatnya disayangi oleh rakyatnya. Dalam banyak kesempatan, ia terlihat tidak segan berbaur dengan warga biasa, mendatangi rumah-rumah penduduk untuk sekadar bercakap-cakap atau mendengar aspirasi mereka.
Ketika masa jabatannya sebagai bupati berakhir, banyak warga Pesisir Selatan yang berharap agar Hendrajoni dapat kembali memimpin daerah mereka. Bagi mereka, Hendrajoni adalah sosok pemimpin yang tidak hanya cakap dan berwawasan luas, tetapi juga sosok yang memiliki hati untuk rakyatnya.
Masa Depan yang Diharapkan
Meski tidak lagi menjabat, warisan pembangunan yang ditinggalkan Hendrajoni tetap terasa hingga hari ini. Banyak proyek strategis yang ia rintis terus dilanjutkan, dan masyarakat Pesisir Selatan tetap merasakan manfaat dari visi besar yang ia tanamkan. Bagi sebagian besar masyarakat, Hendrajoni adalah contoh nyata pemimpin yang mengedepankan pembangunan berkelanjutan, yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik tetapi juga pemberdayaan masyarakat.
Kini, Hendrajoni masih aktif di dunia politik dan sosial menjadi salah satu Calon Bupati Pesisir Selatan 2025-2030. Masyarakat Pesisir Selatan terus menantikan sosok pemimpin seperti dirinya, seorang visioner yang tak segan turun langsung ke lapangan untuk bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik. Warisan kepemimpinannya menjadi inspirasi bagi banyak pihak, baik di Pesisir Selatan maupun di seluruh Sumatera Barat.
Hendrajoni telah membuktikan bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan kedekatan dengan rakyat, seorang pemimpin dapat membuat perubahan besar bagi daerahnya. Sosoknya yang merakyat dan komitmennya terhadap pembangunan membuatnya menjadi pemimpin yang selalu dirindukan oleh masyarakat Pesisir Selatan. Di tengah dinamika politik yang terus berubah, Hendrajoni adalah simbol harapan bagi masa depan Pesisir Selatan yang lebih cerah.
Hendrajoni: Dari Purnawirawan Polri Menuju Pemimpin Pesisir Selatan
AKBP (Purn.) H. Hendrajoni, S.H., M.H., atau yang dikenal dengan gelar kehormatannya Datuak Bando Basau, adalah sosok yang telah menorehkan jejak panjang dalam dunia penegakan hukum dan pemerintahan. Lahir pada 8 November 1961, Hendrajoni dikenal sebagai tokoh yang pernah menjabat sebagai Bupati Pesisir Selatan periode 2016-2021. Sebelum terjun ke dunia politik, Hendrajoni adalah seorang purnawirawan Polri yang terakhir menjabat sebagai Kanit II Subdit V Bareskrim Narkoba Mabes Polri, posisi yang membawanya untuk terlibat dalam berbagai operasi penting dalam pemberantasan narkoba.
Pendidikan dan Karier di Kepolisian
Kehidupan Hendrajoni yang penuh disiplin dimulai dari pendidikan dasar di Kambang, di mana ia menempuh pendidikan di SD (1974) dan SLTP Kambang (1977). Setelah itu, ia melanjutkan ke SLTA Wijaya Kusuma (1982) yang kemudian menjadi pijakan bagi dirinya untuk menimba ilmu di S1 Universitas Merdeka Malang (1989) dan S2 di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (2010). Dengan latar belakang pendidikan hukum yang kuat, ia memulai karier di Polri sebagai Instruktur di Secapa Polri pada 1985.
Perjalanan karier Hendrajoni di kepolisian sangat beragam. Setelah menjabat sebagai Instruktur, ia bergabung dengan Reserse Polri pada tahun 1991, sebuah langkah awal dalam karier panjangnya di bidang investigasi, reserse, dan kriminal. Beberapa posisi penting yang pernah diembannya antara lain Panit Reserse TIK Polri pada 1994, Kasubsi Das TIK Siratkum Polri pada 1995, hingga Kasubnit dan Kanit TIK Polri pada 2002 dan 2003. Puncaknya, ia dipercaya memimpin berbagai satuan strategis di kepolisian, termasuk Kasat II/PSY Dit Narkoba PMJ Polri pada 2006 dan Kasat Narkoba Polres Metro Jaya Jakarta Selatan pada 2011.
Pada 2011, Hendrajoni mendapatkan tugas penting sebagai Kanit II Subdit V Bareskrim Narkoba Mabes Polri, di mana ia terlibat dalam berbagai operasi pemberantasan narkoba di tingkat nasional.
Transisi ke Politik dan Pemerintahan
Setelah mengakhiri karier di kepolisian, Hendrajoni memilih untuk beralih ke dunia politik. Tahun 2016 menjadi titik balik dalam hidupnya ketika ia terpilih sebagai Bupati Pesisir Selatan. Selama masa kepemimpinannya, ia berupaya untuk memperbaiki infrastruktur, memperkuat pemerintahan, serta mendorong peningkatan sektor pariwisata di Pesisir Selatan.
Tak hanya di pemerintahan, Hendrajoni juga aktif di berbagai organisasi. Pada tahun 2010, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar IKWAL Jakarta, sebuah organisasi yang berfokus pada pelestarian budaya dan komunitas. Pada 2012, ia diangkat menjadi Ketua Dewan Penasehat Niniak Mamak Banda Sapuluah, sebuah posisi yang sangat dihormati dalam tatanan adat Minangkabau. Di dunia politik, ia juga memimpin berbagai organisasi, termasuk Ketua DPD PAN Kabupaten Pesisir Selatan (2017-2018) dan Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Sumatera Barat (2019-2022).
Kehidupan Pribadi dan Keluarga
Di balik kesibukannya sebagai pejabat dan tokoh publik, Hendrajoni adalah sosok yang dikenal hangat dalam keluarganya. Ia menikah dengan Lisdawati Ansori dan dikaruniai tiga anak: Rani Gustiara Ayu, Muhammad Kindha, dan Khumaira Fitrihani Rawdha. Bagi Hendrajoni, keluarga adalah fondasi penting yang mendukung setiap langkah dalam karier dan kehidupannya.
Dengan latar belakang yang kaya akan pengalaman di bidang hukum dan kepolisian, serta dedikasinya dalam memimpin Pesisir Selatan, Hendrajoni telah membuktikan dirinya sebagai figur yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki komitmen kuat dalam melayani masyarakat. Selama masa jabatannya sebagai Bupati telah meninggalkan jejak yang signifikan, dan kontribusinya di berbagai organisasi menunjukkan bahwa ia tetap bersemangat dalam pengabdian, baik di tingkat lokal maupun nasional. (Hendri Kampai)